Kesehatan

Hari Kanker Sedunia: Ini adalah Tantangan Besar yang Masih Terus Dihadapi Dalam Mengatasi Penyakit Kanker di tempat Indonesia

Resepmakanan.id – Hari Kanker Sedunia diperingati pada 4 Februari setiap tahunnya. Hal yang dimaksud diperingati agar kesadaran tentang penyakit ini terus meningkat, sehingga pencegahan melalui deteksi dini hingga perawatan penderita tumor ganas dapat menjadi perhatian semua pihak. 

Sebab, dalam Hari Kanker Sedunia, data Globocan tahun 2020 mengungkap bahwa total persoalan hukum baru tumor ganas pada Indonesia mencapai hampir 400 ribu kasus, dengan tindakan hukum terbanyak adalah tumor ganas dada sebanyak 16,6%, tumor ganas leher rahim atau neoplasma serviks sebanyak 9,2% dan juga neoplasma paru 8,8% dari semua perkara karsinoma baru. 

Ketiga jenis neoplasma ini miliki bilangan bulat kematian tinggi, yang dimaksud umumnya dipengaruhi juga lantaran diagnosis penyakit yang dimaksud terlambat atau tertundanya perawatan oleh berbagai hal.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, sepanjang 2019 sampai 2021 terdapat 2.827.177 perempuan usia 30-50 tahun yang dimaksud telah dilakukan menjalani dua jenis deteksi dini tumor ganas tersebut. Jumlah ini baru mencapai 6,83% dari sasaran nasional. 

Disebutkan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Jaya, Prof Dr Dr dr Ikhwan Rinaldi, mengumumkan apabila rendahnya cakupan ini kemungkinan besar berhubungan dengan kurangnya kesadaran penduduk terkait pentingnya deteksi dini sebelum penyakit berkembang. 

“Deteksi dini merupakan hal yang digunakan penting oleh sebab itu berkaitan dengan hitungan kesembuhan yang tinggi, pembiayaan yang lebih banyak tidak mahal lalu bilangan bulat harapan hidup yang tinggi,” ucap dia.

Menurut dr Ikhwan, deteksi dini juga merupakan tanggung jawab semua pihak, mulai dari dokter di area pelayanan kebugaran lini pertama hingga dokter pada pelayanan kebugaran rujukan. Sebab ketika ini, di dalam Indonesia, karsinoma mulai terjadi pada rata-rata usia wanita yang mana tambahan muda dan juga lebih besar agresif.

Talkshow Hari Kanker Sedunia Bersama Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) (Dok. Istimewa)
Talkshow Hari Kanker Sedunia Bersama Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) (Dok. Istimewa)

Angka kekambuhan, perburukan, kemudian kematian tumor ganas di dalam Indonesia memperlihatkan nomor yang tersebut lebih banyak tinggi jika dibandingkan data regional maupun global. Hal ini juga terkait dengan pelayanan tumor ganas dalam Indonesia yang dimaksud masih lebar “the care gap” antar wilayah dalam Indonesia, bahkan antar rumah sakit (RS) pada satu kota.

Misalnya, jumlah keseluruhan tenaga medis khusus neoplasma juga penyebarannya sangat terbatas yang dimaksud tiada merata. Penyelesaian karsinoma terbaru juga sejumlah yang tersebut belum masuk ke di inisiatif JKN agar mudah dijangkau rakyat luas. Serta veberapa obat yang dimaksud telah terjadi terdaftar di formularium nasional direstriksi belaka untuk perkara karsinoma tertentu saja. 

Misal oksaliplatin cuma untuk tumor ganas usus besar, padahal obat ini juga dapat digunakan untuk karsinoma lain (misalnya karsinoma pankreas, lambung, atau getah bening).

“Berbagai hal diatas akan berujung pada “delay of diagnosis” yang dimaksud secara dengan segera berdampak pada “terlambat” datangnya pasien ke pusat perawatan kanker, sehingga sekitar 60-65% pasien yang tersebut datang sudah pernah ada pada stadium lokal lanjut atau lanjut,” pungkasnya.

Pasien tumor ganas yang digunakan sudah ada hadir pada rumah sakitpun, kerap mengalami “delay of treatment” dikarenakan jumlah agregat pasien yang melebihi kapasitas infrastruktur ruang rawat, antrian diagnostik ataupun obat obatan yang terbatas peruntukkannya (restriksi).

Untuk itulah POI, kata beliau terlibat melakukan kegiatan pelayanan diagnosis dan juga tatalaksana bagi pasien kanker. Sebab, salah satu prasyarat penanganan karsinoma yang digunakan optimal adalah karsinoma memerlukan pendekatan holistic yang dimaksud melibatkan kelompok multi disiplin (MDT) seperti halnya onkologi medik kemudian hematologi, bedah onkologi, THT, bedah digestif, onkologi kebidanan, radioterapi, radiodiagnostik, patologi klinik, patologi anatomi, lalu spesialisasi lain yang tersebut terkait.

Untuk meningkatkan kesadaran ini, PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana), perusahaan biofarmasi asli Indonesia, berkolaborasi dengan POI mengatur kegiatan World Cancer Day 2024 dengan tema Close The Care Gap: Together we challenge those in power di area Car Free Day (CFD) Jalan Sudirman, Jakarta, Akhir Pekan (4/2/2024).

Kegiatan diselenggarakan di bentuk edukasi interaktif antara anggota POI dengan rakyat untuk menjalani hidup sehat, mengurangi kanker, dan juga terlibat menyokong deteksi dini kanker. Selain itu, terdapat pula kegiatan fun move kemudian pemeriksaan gratis deteksi dini karsinoma dada serta serviks.

“Tentunya kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran penduduk terhadap penyakit tumor ganas dan juga menjadi sumber inspirasi bagi publik dan juga pemerintah untuk mengambil tindakan nyata lalu berkolaborasi di mengatasi tantangan tumor ganas secara global,” Randy Stevian, Business Development Therapeutic Director Etana, melalui keterangan resminya.

Redi Alamsyah

Di tengah derasnya arus informasi, saya berdiri sebagai seorang penulis artikel yang berupaya menyalurkan kata-kata ke dalam bentuk cerita, analisis, dan refleksi. Nama saya Redi Alamsyah, seorang penggali kata yang mencari makna di balik huruf dan kalimat. Bagi saya, menulis bukan hanya pekerjaan, melainkan sebuah perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan kehidupan.

Related Articles

Back to top button