Kesehatan

Pasien Obesitas Ingin Turunkan Berat Badan, Olahraga Angkat Beban Aman Gak Sih Buat Tulang?

Resepmakanan.id – Orang dengan obesitas diwajibkan menjalani diet kemudian olahraga untuk menghurangi kadar lemak sekaligus menurunkan berat badan agar tambahan sehat. Pertanyaanya, aman tidak ada ya obesitas lakukan olahraga angkat beban?

Obesitas adalah kondisi berat badan melebihi batas normal sebab adanya penumpukan lemak berlebih dalam di tubuh.

Spesialis Ortopedi serta Traumatologi Eka Hospital Permata Hijau, dr. Andi Praja Wira Yudha Lutfi, Sp. OT menjelaskan orang dengan obesitas tetap saja boleh olahraga angkat beban, selama tiada melebihi kemampuan kapasitas beban yang tersebut sanggup meningkatkan risiko cedera.

Obesitas (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
Obesitas (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

“Untuk tulang pada pasien obesitas melakukan olahraga angkat beban masih aman, dengan syarat punya batasan kemampuan masing-masing. Jadi jangan membatasi dengan kemampuan orang lain,” ujar dr. Andi melalui keterangan yang tersebut diterima suara.com, hari terakhir pekan (19/1/2024).

Kapasitas kemampun yang tersebut dimaksud dr. Andi yaitu apabila terbiasa angkat beban 10 kilogram, lalu mencoba dengan segera pada luar batas kemampuan secara langsung 50 kilogram itu tidak ada baik.

“Olahraga itu tidak kompetisi yang digunakan harus mirip lalu mengalahkan orang lain, apalagi kompetisi olahraga juga ada kelasnya,” papar dr. Andi.

Selain itu dokter yang terbiasa mengatasi hambatan trauma tulang dikarenakan cedera maupun kecelakaan ini menjelaskan, olahraga angkat beban baik untuk membentuk otot yang dimaksud akhirnya mampu melindungi tulang.

Namun dr. Andi mengingatkan tujuan olahraga angkat beban terdiri dari dua manfaat, muscle building atau mendirikan otot dan juga kardio yaitu untuk menurunkan kadar lemak tubuh yang mana dibutuhkan orang dengan berat badan berlebih, termasuk obesitas.

Kardio juga baik untuk jantung, lantaran lebih besar sejumlah kalori yang tersebut dibuang. Kondisi ini berbeda angkat beban dengan tujuan muscle building, dalam mana kalori digunakan untuk membentuk otot.

“Jadi kalau angkat beban untuk membentuk otot biasanya mengandalkan beban berat yang mana besar, contohnya beban 50 kilogram tapi repetisi atau pengulangannya cuma 1 hingga 3 kali angkat beban tersebut,” papar dr. Anda.

Ilustrasi angkat beban. (Shutterstock)
Ilustrasi angkat beban. (Shutterstock)

Sedangkan pada olahraga angkat beban kardio mengandalkan repetisi atau pengulangan yang digunakan banyak, seperti dumbell 2 kilogram tapi diulangi kemudian diangkat sebanyak 30 kali dengan aksi yang tersebut berbeda.

Bahaya Obesitas

Menurut Kementerian Kesehatan, obesitas dapat jadi pintu masuk berbagai penyakit tiada menular (PTM) yang dimaksud membahayakan hingga menyebabkan kematian.

Inilah sebabnya pemerintah menggencarkan kampanye perilaku hidup sehat seperti makan makanan yang bergizi, rutin berolahraga atau melakukan aktivitas ringan minimal 30 menit per hari, kemudian mencukupi keperluan tidur untuk menjaga dari kelebihan berat badan hingga obesitas.

Berikut ini sederet dampak bahaya yang dimaksud perlu diwaspadai juga tidak ada dianggap sepele:

  1. Obesitas berisiko 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya Serangan jantung koroner, Stroke, Diabetes melitus (kencing manis), juga Hipertensi (tekanan darah tinggi).
  2. Obesitas berisiko tinggi untuk mengakibatkan penyakit karsinoma (laki-laki berisiko tinggi menderita tumor ganas usus besar serta kelenjar prostat, sedangkan wanita berisiko tinggi untuk menderita tumor ganas kelenjar susu dan juga leher rahim).
  3. Obesitas berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu.
  4. Obesitas berisiko meningkatkan lemak pada darah dan juga asam urat.
  5. Obesitas berisiko mengakibatkan terjadinya sumbatan nafas ketika sedang tidur.
  6. Obesitas dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan reproduksi.

(Sumber: Suara.com)

Redi Alamsyah

Di tengah derasnya arus informasi, saya berdiri sebagai seorang penulis artikel yang berupaya menyalurkan kata-kata ke dalam bentuk cerita, analisis, dan refleksi. Nama saya Redi Alamsyah, seorang penggali kata yang mencari makna di balik huruf dan kalimat. Bagi saya, menulis bukan hanya pekerjaan, melainkan sebuah perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan kehidupan.

Related Articles

Back to top button